Sabtu, 01 Oktober 2022 - 16:02:19 WIB

ROICAM 2022 : Tatalaksana Kolaboratif dari Fasilitas Kesehatan Primer ke Fasilitas Kesehatan Tersier

Penulis : Redaksi
Kategori: LIPUTAN EKSLUSIF - Dibaca: 3093 kali


• PERHOMPEDIN menyerukan pentingnya pendekatan multidispilin dan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam penatalaksanaan kanker

Beban kesakitan dan kematian akibat kanker terus meningkat di Indonesia. Data berdasarkan studi Global Burden of Cancer Study (Globocan) pada tahun 2018 dan 2020, menunjukkan angka kasus baru dan kematian kanker di indonesia meningkat sekitar 8,8% hanya dalam waktu dua tahun terakhir. Bahkan, beban kanker global diperkirakan menjadi 28,4 juta kasus pada tahun 2040, naik 47% dari tahun 2020. Seiring dengan peningkatan kasus kanker baru, beban finansial juga memberikan dampak pada pasien, keluarga dan pemerintah. Kementerian Kesehatan memperkirakan pengobatan kanker sepanjang tahun 2018 mendekati Rp. 3 triliun. Angka tersebut naik 30.43% dibandingkan dengan tahun 2016.

Tatalaksana kanker yang semakin kompleks membutuhkan kolaborasi berbagai bidang keilmuan untuk mencapai tujuan pengobatan kanker itu sendiri. Sesuai panduan ESMO (European Society for Medical Oncology) dan ASCO (American Society for Clinical Oncology) yang merupakan pengampu pengobatan kanker dunia, pengobatan kanker saat ini meliputi: pembedahan, kemoterapi, radioterapi, hingga terapi paliatif, yang bertujuan mempertahankan kualitas hidup pasien.

Keseluruhan pengobatan kanker ini membutuhkan tim multidisiplin dalam penatalaksanaannya. Anggota tim multidisiplin yang menjadi kunci dalam suksesnya pengobatan kanker terdiri dari tenaga kesehatan profesional dari berbagai disiplin ilmu yang melakukan pertemuan rutin untuk membahas perkembangan pasien.

"Tim multidisiplin sangat penting dan dibutuhkan dalam penatalaksanaan penyakit kanker. Terlebih jumlah dokter HOM di Indonesia saat ini tidak lebih dari 200 orang. Padahal, Indonesia memiliki sekitar 270 juta penduduk. Kalau dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lain, kita salah satu yang persentasenya lebih rendah. Untuk itu, kita perlu peran internis yang lebih besar dalam penanganan kanker, bisa dibantu dengan dokter ahli penyakit dalam yang mau mendapat pelatihan tambahan untuk terapi kanker," kata Ketua Perhompedin Jaya dr. Ronald A. Hukom, MHAc., Sp.PD., KHOM. saat konferensi pers The Role of Internist in Cancer Management (ROICAM) ke-9 di Jakarta, Sabtu (1/10).

Ketua Dewan Pertimbangan Perhompedin Prof. Dr. dr. Arry Harryanto, Sp.PD., KHOM, FINASIM menambahkan, melihat kompleksnya pengobatan kanker, maka peran dokter yang menguasai fungsi organ tubuh secara sistemik ditambah penguasaan evidence based medicine, komunikasi yang efektif, dan penanganan pasien secara paripurna sangat dibutuhkan.

"Seorang internis baik internis umum, internist fellow oncology (IFO), maupun konsultan hematologi onkologi medik merupakan figur yang sangat penting dalam manajemen kanker," ujar Arry.

"Selain itu, para dokter umum dan calon dokter juga memegang peran penting sebagai ujung tombak penanganan kesehatan. Dengan menguasai prinsip dasar diagnosis dan pengobatan kanker, diharapkan sejawat dokter umum dapat melakukan tatalaksana gawat darurat dan merujuk ke ahli onkologi medik sesuai dengan penyakit yang diderita pasien," lanjutnya.

Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia Provinsi DKI Jakarta (PERHOMPEDIN Jaya) telah menyelenggarakan The Role of Internist in Cancer Management (ROICAM) sejak tahun 2012. Sebelumnya pada acara ROICAM 1 sampai 7, acara diadakan secara luring, sedangkan pada ROICAM 8, acara sepenuhnya diadakan secara daring mengingat adanya pandemi COVID-19. Dengan melandainya kasus COVID-19 saat ini, acara ROICAM dapat diadakan secara daring dan luring.

Tahun ini merupakan perhelatan acara ROICAM ke-9 yang mengusung tema “Colaborative Cancer Management: From Primary to Tertiary Health Service” pada tanggal 17 September hingga 2 Oktober 2022 di Hotel Fairmont dan Hotel Borobudur Jakarta. Dalam kesempatan ini, para ahli Hematologi-Onkologi Medik yang tergabung dalam PERHOMPEDIN berkomitmen untuk membangun jembatan yang menghubungkan berbagai disiplin ilmu dalam penatalaksanaan kanker di Indonesia melalui pendekatan multidisiplin. Acara ini dihadiri oleh Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, SpPD, K-EMD, PhD, dan dr. Dwi Oktavia TLH, M.Epid, selaku Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Sejumlah ahli onkologi dari dalam dan luar negeri turut menghadiri acara ini sebagai pembicara. Para pembicara menyajikan topik-topik menarik dan terkini seputar kanker untuk para peserta ROICAM 9.

"Besar harapan saya, dengan diselenggarakannya acara ROICAM 9 ini, para nahasiswa kedokteran, dokter umum, internis, IFO, dan juga KHOM akan senantiasa mengikuti perkembangan iimu pengetahuan terkini khususnya di bidang kanker sehingga dapat diaplikasikan untuk kepentingan pasien, masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang kita cintai ini", tutup Arry.